Pages

Cerita tentang AY-REPSE di Thailand



Sawadee krab
Entah berapa-ribu-kali aku mengucapkan kata tersebut selama berada di Thailand.
Ya, sejak pertama kali ke Thailand di tahun 2015 (ceritanya bisa dilihat di sini) hingga sekarang, aku hanya bisa mengucapkan dan mengerti 2 kalimat dalam bahasa Thailand, yaitu : Sawadee krab (artinya Halo), dan Kapkhun krab (artinya Terima Kasih), dan (sebenarnya) ditambah satu lagi yaitu Alayna krab #bukanAlay loh ya (artinya Apa? –semacam nanya balik kalo pas dengernya kurang jelas- ).

Bagi teman-teman yang ingin tahu bagaimana sejarahnya aku bisa terpilih di program AY-REPSE ini, bisa baca dulu artikel berikut. Dan kalau mau tahu fakta-fakta unik selama AY-REPSE di Thailand bisa baca artikel berikut.

Jadi AY-REPSE (ASEAN Youth Representative in Experiencing the Philosophy of Sufficiency Economy) merupakan program yang diselenggarakan oleh The Office of the Prime Minister of the Kingdom of Thailand bekerja sama dengan pemerintah dari 10 negara ASEAN dimana program ini dilaksanakan untuk memperingati 70 tahun tahta Kerajaan Thailand. Kalau sama Indonesia, program ini bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Kami stay di 4 provinsi, yaitu Bangkok, Chiangmai, Sakon Nakorn, Chantaburri, dan kembali ke Bangkok. Kegiatannya? Jangan ditanya, amat sangat padat.
Video dokumentasi acara bisa dilihat berikut :




FYI, kerajaan Thailand yang dipimpin oleh His Majesty The King Bhubol Adulyadej ini merupakan pemegang kekuasaan monarki terlama di dunia loh. Tak heran, karena beliau merupakan raja yang disayangi dan bahkan dianggap sebagai setengah dewa oleh rakyatnya.

Kontingen Indonesia untuk program AY-REPSE ini berjumlah 7 orang. Setiap Negara mengirimkan 7 delegasi, jadi total ada 70 delegasi. Kami berangkat dari Jakarta pada tanggal 4 Oktober 2016 pukul (sebelumnya ada juga briefing dan pembekalan di Kemenpora). Program ini berlangsung selama 14 hari, untungnya aku sudah lulus sidang skripsi, dan Cuma menunggu wisuda, jadi nggak papa lah memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan yang positif. Oiya btw program ini 100% fully funded/ dibiayai penuh, mulai dari tiket pesawat, akomodasi, makan, hotel, dan semua-mua-muanya. Waktu itu pesawat yang kami tumpangi adalah Thai Airways, pesawat kebanggaannya warga Thailand. Pesawatnya jenis Airbus A330. (padahal sebenernya pengen banget naik Thai Airways yang Boeing 700, kata temenku orang Singapore, mereka naik aircraft yang itu.) Interiornya lucu dan berwarna warni ungu-pink­-orange. Sistem keselamatannya sepertinya juga cukup bagus. Safety induction dengan mas dan mbak pramugari yang cakep-cakep ditampilkan di layar onboard  bikin betah memperhatikan.


Safely Arrived at Suvarnabhumi International Airport
Setelah 3,5 jam mengudara kami sampai di bandara pada pukul 16.05. Waktu di Thailand sama seperti waktu di Jakarta. Kami langsung disambut oleh panitia. Mereka mengalungkan kalung bunga-bunga kepada kami. Ini pertama kalinya aku dapat kalung bunga seperti itu J. Thank you P’ Uk and P’ Nuy. Oiya, liaison officer untuk Indonesia namanya Patchara, biasa dipanggil P’ Nuy. (Btw “P” itu artinya semacam “Kak” kalo di Indonesia) Walau udah berumur kepala tiga, P’Nuy ini mukanya masih masih unyu-unyu seperti girlband korea. Dia kerja di kementerian di Thailand dan masih jomblo loh hehe. Kalau P’Uk, dia sering juga membantu P’Nuy untuk LO-in kami. Dan mereka baik banget, kebangetan.
With P Nuy, Syantik 17x Syantik

Arrived at Mandarin Hotel
Kami sampai di hotel sekitar waktu habis maghrib. Di sana ternyata kontingen-kontingen negara lain sudah berdatangan. Kami pun disambut dan di­briefing sama P’Thank dan P’On, koordinator acara dalam program ini. FYI, selama 14 hari di Thailand, kami stay di 4 provinsi, yaitu Bangkok, Chiangmai, Sakon Nakorn, Chantaburri, dan kembali ke Bangkok. Setiap provinsi akan juga pindah hotel dan berganti roommate dari negara lain. Kami pun makan malam bersama dan istirahat.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BANGKOK DAYS
Kami stay di Bangkok selama 4 hari.
Roommateku selama di Bangkok namanya Zack, Singaporean. Dia student di salah satu College di Singapore. Beruntungnya, dia kocak banget, sering banget cerita random tentang apa saja (budaya, politik, agama, makanan, program, kegiatan, bahkan omongan absurd macam cerita setan, cerita konyol, dan ngomongin  kontingen lain yang absurd) #JanganDitiru.
Foto bareng Zack, pengghibah ulung dari Singapore

Hari kedua ini kami menghadiri acara Welcoming Ceremony di Governmental House of Thailand yang dihadiri oleh Prime Minister beserta jajarannya. Ini semacam istana negara/pusat pemerintahan gitu. Karena Thailand merupakan Negara kerajaan, ada pula Grand palace yang merupakan istana kerajaan.  Pas kami sampai di depan gedung, kami disambut oleh mahasiswa-mahasiswa yang berbaris membawa bendera negara-negara ASEAN. Wah, udah kayak Jokowi disambut anak-anak SD ya hehehehe. Rasanya special banget bisa ketemu prime minister beserta jajarannya. Ketemu Pak Jokowi aja belum pernah, ini malah udah ketemu perdana menteri Negara lain, hehe.







Di Bangkok kami juga mengunjungi Royal Chitralada Projects - the Dusit Palace dan Golden Jubilee Museum of Agriculture Office.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

CHIANGMAI DAYS
Chiangmai ini menurutku kotanya seperti Yogyakarta kalau di Indonesia. Sebuah kota pariwisata di bagian utara Thailand ini sangat ramai dengan berbagai macam atraksi wisata. Di sini kami stay di Empress Hotel. Selama di Chiangmai kami melakukan kunjungan ke Huai Hongkhrai Royal Development Study Center dan Bo-Sang Handicrafts Center.



-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SAKON NAKORN DAYS
Sakon Nakorn ini merupakan provinsi di sebelah utara-timur Thailand. Kami stay di Majestic Hotel. Provinsi ini terletak di dataran yang cukup tinggi. Kami mengunjungi Phu Phan Ratchanivet Palace dan Third Royal Factory (Tao Ngoi).







--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CHANTABURI DAYS
Chantaburi ini provisi di dekat Bangkok, tepatnya di sebelah timurnya. Provinsi ini merupakan provinsi yang memiliki pesisir pantai yang luas (tidak semua provinsi di Thailand memiliki pantai). Kami pun stay di hotel-resort yang bernama Chaolao Tosang Beach hotel yang terletak tepat di samping pantai. Di Chantaburi kami mengunjungi Kung Krabaen Bay Royal Development Study Centre dan beberapa model farmer disana. Saat di Chantaburi ini, Raja Thailand, His Majesty The King Bhumibol Adulyadej wafat.







--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BACK TO BANGKOK
Kembali ke Bangkok dengan situasi yang amat sangat berbeda karena Thailand sedang berduka. Kami kembali ke Mandarin hotel. Selama di Bangkok ini kami mengunjungi Sunny Bangchak-Bangchak Petroleum Public Company Limited (semacam Pertamina kalo di Indo) dan melakukan presentasi tentang apasaja yang kami dapat selama di Thailand dan apa saja yang dapat diterapkan di Negara masing-masing.








--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

WAFATNYA KING BHUMIBOL
Saat itu kami sedang berada di Provinsi Chantaburi. Seperti malam-malam sebelumnya, setiap malam pertama di setiap provinsi, kami dijamu dengan “Welcoming Dinner” oleh pemerintah daerah yang dihadiri oleh Gubernur, Walikota, dan jajarannya serta ditampilkan tarian-tarian daerah dan sambutan yang meriah. Namun berbeda dengan welcoming dinner di Chantaburi ini. Raja Thailand meninggal. Setelah lama sakit dan dirawat di rumah sakit, raja Thailand wafat di usia 88 tahun.
Saat diumumkan di welcoming party tersebut, semua orang menangis dengan tersedu-sedu. Tak heran, rakyat Thailand yang kini hidup sebagian besar umur hidupnya berada dalam pemerintahan His Majesty King Bhumibol. Sejak saat itu, semua TV menampilkan tayangan tentang King Bhumibol. Dan sejak saat itu pula, kami diminta untuk memakai pakaian berwarna hitam/ gelap setiap hari (rakyat Thailand pun dihimbau untuk memakai pakaian hitam selama setahun penuh sebagai tanda belasungkawa).
Oiya setelah wafatnya Raja, semua agenda yang berbau “senang senang”, misalnya pertunjukan tiap Negara, farewell party di Kapal Pesiar, semua dibatalkan, dan diganti dengan acara yang tidak terlalu “senang-senang”.



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

MORAL VALUE
Dari pengalaman 14 hari di Thailand ini banyak sekali pengalaman hidup yang kudapatkan, diantaranya:
-          Hormati orang lain, maka orang lain akan menghormatimu
-          Bersikaplah terbuka dengan pemikiran dan gagasan baru, namun tetap memiliki pedoman hidup
-          Bertemanlah sebanyak-banyaknya
-          Persahabatan yang sejati akan bertahan selamanya

Sampai sekarang pun kami masih aktif bertegur sapa melalui media social. Rasanya ingin sekali reuni suatu hari nanti. Aamiin.











Pamungkas Zone

Life is an Adventure!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar