Pages

Generasi Langit Biru : Menyongsong Masa Depan Indonesia Yang Lebih Maju #GenLangitBiru


Ketika kita berbicara mengenai energi, kita pasti akan teringat dengan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sewaktu kita mengenyam pendidikan Menengah Pertama, yaitu Hukum Kekekalan Energi (Termodinamika I) yang berbunyi “Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.” Pada dasarnya energi dibagi menjadi dua yaitu energi yang dapat diperbaharui, seperti angin; sinar matahari; dan gelombang air laut, dan energi yang tidak dapat diperbaharui yaitu bahan bakar fosil dan bahan bakar nuklir.

Kebutuhan manusia akan energi memang akan selalu meningkat, terlebih lagi energi yang dapat menunjang kehidupan manusia itu sendiri, termasuk bahan bakar minyak (BBM). Pertumbuhan industri serta pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor menjadi salah satu penyebab meningkatnya kebutuhan akan BBM. Kebutuhan manusia akan BBM yang selalu meningkat ini sayangnya tidak diimbangi dengan ketersediaan BBM yang ada. Sebagai gambaran produksi minyak mentah Indonesia terus mengalami penurunan sejak tahun 1990an karena kurangnya eksplorasi serta investasi pada sektor ini. Penurunan produksi minyak ini juga membuat Indonesia menjadi importir minyak sejak tahun 2004 untuk mencukupi kebutuhan minyak dalam negeri. Menurut BP Statistical Review of World Energi 2016, konsumsi minyak di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 1628 ribu barel, sedangkan produksi minyak dalam negeri hanya mampu memenuhi 825 ribu barel per hari.



Meningkatnya kebutuhan BBM masyarakat juga seiring dengan meningkatnya kepemilikan kendaraan bermotor di Indonesia. Hal ini pun membuat permasalahan baru, salah satunya adalah pencemaran udara akibat emisi kendaraan bermotor tersebut. Ditambah lagi saat ini masyarakat lebih gemar dengan BBM yang lebih murah, yang memiliki emisi kendaraan yang lebih banyak daripada BBM yang lebih berkualitas. Hal ini pun sangat berkontribusi dalam tingkat pencemaran udara. Apalagi saat ini produksi dalam negeri baru dapat memproduksi sebagian dari kebutuhan BBM “berkualitas baik” tersebut, akibatnya negara kita harus melakukan impor BBM dari negara lain.

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di beberapa kota besar di Indonesia bernilai sedang (nilai 51-100), yaitu Kota Palembang (55), Kota Jakarta Timur (55), Kota Jakarta Utara (84), Kota Jakarta Barat (54), Kab Karawang (60), Kota Surabaya (60), Kota Jakarta Pusat (55), dan Kota Pontianak (57). Nilai ISPU yang bernilai sedang ini berarti bahwa “tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan, tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika. Hal ini jika dibiarkan terus menerus tanpa adanya evaluasi dan perbaikan tentunya akan membuat tingkat polusi udara semakin meningkat. 


Kondisi tersebut membuat setiap negara berlomba-lomba untuk menemukan dan mengolah minyak agar dapat memenuhi kebutuhannya sendiri maupun mengekspor ke negara lain. Lalu bagaimana agar Indonesia dapat memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri serta meningkatkan kualitas BBM agar lebih ramah lingkungan?

Tentang Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC)
Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) atau Cilacap Blue Sky Project merupakan proyek strategis PT Pertamina (Persero) yang berada di Refinery Unit IV Cilacap, Jawa Tengah. Unit Pengolahan/ Refinery Unit IV Cilacap sendiri merupakan unit pengolahan minyak yang memiliki kapasitas produksi terbesar dari 7 refinery unit yang ada di Indonesia, yaitu mencapai 348.000 barel per hari. Proyek yang kontraknya telah ditandatangani pada tahun 2015 tersebut rencananya akan melakukan tiga kegiatan utama, yaitu melakukan revamping dengan mengubah pola operasi Unit Platforming I dari fix bed catalyst menjadi continuous catalyst regeneration, membangun unit baru berupa Light Naphtha Hydro treating dan Isomerization dengan kapasitas 21.500 barel per hari, serta pembangunan unit baru berupa utilitas dan offisite. (Pertamina.com pada 26 Nop 2015)


Proyek Langit Biru ini bertujuan untuk meningkatkan produksi bahan bakar minyak yang memiliki RON (Randone Octane Number) tinggi, sehingga lebih berkualitas dan ramah lingkungan. Dari Proyek Langit Biru Cilacap ini memungkinkan produksi gasoline dari Refinery Unit IV Cilacap 100% memiliki RON 92, sesuai dengan standar Euro IV dengan total kapasitas 91.000 barel per hari. Proyek ini merupakan proyek kelanjutan dari Residual Fluid Catalytic Cracking yang telah tuntas dan beroperasi sejak Oktober 2015.



Nilai Oktan Tinggi = Lebih Baik
Nilai oktan/ RON ((Randone Octane Number) yang lebih tinggi akan membuat tingkat pembakaran pada mesin kendaraan menjadi lebih baik. Nilai oktan yang tinggi pada BBM juga membuat tenaga mesin bekerja lebih maksimal karena mampu menerima tekanan pada mesin kompresi tinggi. BBM dengan RON 92 yang akan diproduksi di Proyek Langit Biru Cilacap ini memiliki kandungan anti oksidan dan anti korosi serta pemisah air serta ramah lingkungan karena kadar gas emisi yang dikeluarkan menjadi lebih sedikit. Bahan bakar minyak ini juga bebas timbal dan akan memberikan efek kebersihan mesin yang lebih terjaga.



Generasi Langit Biru #GenLangitBiru
Sebagai Generasi Milenial kita hendaknya mendukung program pemerintah ini dan menanggapinya dengan positif. Hal ini sangat penting untuk masa depan bangsa kita serta mempertahankan keadaan lingkungan tempat kita tinggal. Proyek Langit Biru direncanakan secara matang oleh ahlinya dan diproyeksikan menjadi proyek yang bertujuan jangka panjang serta ramah lingkungan.

Hal- hal yang dapat kita lakukan sebagai generasi millennial adalah :
  • Menggunakan BBM yang memiliki RON tinggi (Pertamax).
  • Menggunakan kendaraan umum untuk bepergian.
  • Selalu menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya.
  • Menyebarkan informasi positif mengenai manfaat penggunaan BBM RON tinggi (Pertamax) melalui media sosial.


#GenLangitBiru : Menyongsong Masa Depan Indonesia Yang Lebih Maju
Setelah kita menerapkan pola-pola generasi langit biru tersebut tentunya akan berdampak positif terhadap kehidupan kita terutama dalam hal lingkungan hidup. Tingkat pencemaran udara akan berangsur-angsur menurun sehingga kita dapat menikmati udara segar dan sehat setiap hari. Tak lupa juga untuk selalu menularkan pola-pola hidup #GenLangitBiru kepada generasi berikutnya agar berdampak positif terhadap kehidupan di masa mendatang.

Sumber :







Pamungkas Zone

Life is an Adventure!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar